ARTIKEL 7
KONSEP PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
A.
Konsep
Pengembangan SIK
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu
sistem baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada. Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan
karena beberapa hal, yaitu:
1.
Adanya permasalahan pada
sistem lama, berupa:
a.
Adanya gangguan dalam sistem
lama menyebabkan sistem tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan.
b.
Pertumbuhan organisasi yang
menyebabkan harus disusunnya sistem baru.
2.
Untuk memperoleh peluang
Perkembangan teknologi informasi yang cepat memberikan kemungkinan
peningkatan penyediaan informasi yang dapat mendukung dalam proses pengambilan
keputusan manajemen.
3.
Adanya instruksi
Penyusunan sistem baru dapat terjadi karena adanya instruksi
atasan, misalnya Peraturan Pemerintah.
Jika sistem baru sudah terbentuk maka diharapkan akan terjadi
peningkatan sistem tersebut yang meliputi:
1)
Kinerja, yang dapat diukur
dari beban kerja dan waktu respon. Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang
dapat dilakukan pada saat tertentu. Waktu respon adalah rata-rata waktu yang
tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu respon
untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
2)
Informasi, terjadi
peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
3)
Ekonomis, terjadi
peningkatan manfaat atau keuntungan atau penghematan biaya.
4)
Pengendalian, terjadi
peningkatan pada pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan serta
kecurangan yang terjadi.
5)
Efisiensi, terjadi
peningkatan efisiensi operasi yang dapat diukur dengan cara keluaran dibagi
masukan.
6)
Pelayanan, terjadi peningkatan
pelayanan yang diberikan oleh sistem.
Proses pengembangan sistem melewati
beberapa tahapan, mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut
diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang dikembangkan
masih terjadi permasalahan kritis tidak teratasi dalam tahap pemeliharaan
sistem, maka perlu dikembangkan lagi suatu sistem untuk mengatasinya dan proses
ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini
disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem. Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu
bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah
dalam proses pengembangannya.
Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan hendaknya diselaraskan dan diintegrasikan dengan
upaya menata kembali Sistem Kesehatan dan Manajemen Kesehatan.
Berdasarkan manual pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan yang dikeluarkan WHO (2004), tahap-tahap pengembangan
sistem informasi kesehatan adalah sebagai berikut:
1.
Peninjauan kembali sistem yang sudah
ada.
Prinsip: jangan hapus
atau tinggalkan sistem yang sudah ada; bangun kekuatan dan belajar dari
kelemahan-kelemahan yang ada. Langkah-langkah:
a.
Buat inventarisasi format-format, buku
register dan alat lainnya yang digunakan untuk mencatat dan meringkas data pada
setiap tingkat.
b.
Menyelidiki kualitas data yang
dikumpulkan menggunakan format yang ada pada setiap tingkat. Aspek-aspek yang
diselidiki adalah Keakuratan , Kelengkapan, Ketepatan, Ketepatan
waktu.
c.
Tentukan masalah yang
dihadapi dengan sistem pengumpulan data yang ada pada setiap tingkat, termasuk
waktu dan alur informasi.
d. Tentukan keadaan komponen lain sistem yang ada sekarang seperti:
Pengolahan data, Analisis data, Desiminasi data, Persediaan dan logistic, Pengembangan petugas, Koordinasi, kerjasama dan komunikasi dengan dan antara unit-unit
pada Kementerian Kesehatan dan organisasi-organisasi lain di luar kementerian.
e.
Identifikasi aspek-aspek
sistem yang dibutuhkan untuk: Tetap ada, Diubah, Dihapus.
f.
Buatlah ringkasan hasil
pengkajian dalam laporan resmi.
g. Diskusikan hasil kajian dengan pengambil kebijakan yang tepat
2. Menetapkan kebutuhan data dari unit yang sesuai dengan sistem
kesehatan. Prinsip:
a. Tingkat administrasi yang berbeda dalam sistem kesehatan mempunyai
peran yang berbeda sehingga memiliki kebutuhan data yang berbeda.
b. Tidak semua data yang dibutuhkan dihasilkan melalui sistem
pengumpulan data rutin. Data yang jarang dibutuhkan atau yang hanya diperlukan
oleh beberapa orang dapat dihasilkan melalui penelitian khusus atau survey
sampel.
3. Menentukan alur data yang paling tepat dan efektif. Prinsip:
a. Tidak semua data yang dikumpulkan pada tingkat tertentu
disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi.
b. Data yang paling rinci harus disimpan pada sumbernya dan laporan
yang diperlukan untuk tingkat yang lebih tinggi hanya minimal.
4. Merancang alat pengumpulan dan pelaporan data. Prinsip:
a. Kemampuan petugas dalam mengisi format harus diperhatikan.
b. Alat pengumpulan dan pelaporan data yang paling efektif adalah
sederhana dan singkat.
5.
Mengembangkan prosedur dan
mekanisme pengolahan data.
6. Mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan penyedia data dan
pengguna data.
7. Uji coba sistem dan jika perlu, merancang ulang sistem pengumpulan
data, alur data, pengolahan data dan penggunaan data.
8. Mengawasi dan menilai sistem
9. Mengembangkan desiminasi data dan mekanisme umpan balik.
10.
Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan.
B.
Analisis dan Perancangan Sistem
1.
Analisis Sistem
Langkah-langkah pada analisis sistem
hampir sama dengan yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem
pada tahap perencanaan. Perbedaannya terletak dalam ruang lingkup tugasnya.
Pada analisis sistem, ruang lingkup tugasnya lebih terinci yaitu dilakukan
penelitian terinci sedangkan pada tahap perencanaan sifatnya hanya penelitian
pendahuluan. Langkah-langkah dasar yang harus dilakukan adalah:
a.
Mengidentifikasi masalah
pada sistem lama
b.
Memahami kerja sistem lama
c.
Menganalisis sistem lama
d.
Membuat laporan hasil
analisis
2.
Rancangan Sistem
Tahap
ini mempunyai dua tujuan utama yaitu:
a.
Untuk memenuhi kebutuhan
pada pemakai sistem
b.
Untuk memberikan gambaran
yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer yang
terlibat.
Langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a.
Merancang pemodelan sistem
yaitu model fisik dan logik dengan menggunakan sistem bagan alir.
b.
Merancang model pemasukan
data atau komponen masukan pada sistem
c.
Merancang tampilan keluaran
dan laporan sistem
d.
Merancang basis data sistem
e.
Merancang tampilan menu
sistem
f.
Merancang teknologi sistem
g.
Merancang pengendalian
system
3.
Implementasi
Sistem
Tahap implementasi sistem merupakan
tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan ini adalah:
a.
Pemrograman atau pengkodean
sistem
b.
Pengujian sistem
c.
Dokumentasi
d.
Pemilihan dan pelatihan
personil
e.
Pemilihan tempat dan
instalasi perangkat keras dan perangkat lunak
f.
Penggantian Sistem
4.
Pemeliharaaan
Sistem
Setelah
sistem terpasang, maka sistem tersebut harus dipertahankan. Pemeliharaan sistem
diadakan karena dua alasan. Pertama, untuk memperbaiki kesalahan dalam
perangkat lunak. Alasan kedua adalah untuk meningkatkan kemampuan perangkat
lunak dalam merespons perubahan kebutuhan-kebutuhan organisasi.
5.
Peningkatan
Sistem
Sistem
Informasi Kesehatan memberikan dukungan informasi kepada proses pengambilan
keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Dengan demikian,
Sistem Informasi Kesehatan harus sesuai dengan struktur manajemen kesehatan
dari Sistem Kesehatan. Pertanyaannya adalah: bagaimana cara yang praktis untuk
mengupayakan agar Sistem Informasi Kesehatan yang selama ini kurang memadai
dapat diubah menjadi alat manajemen yang efektif ?
Seperti
sudah disebutkan sebelumnya bahwa Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
hendaknya diselaraskan dan diintegrasikan dengan upaya menata kembali Sistem
Kesehatan dan Manajemen Kesehatan. Penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan
merupakan suatu tantangan dan pekerjaan yang cukup rumit. Khususnya bila
dikaitkan dengan birokrasi pemerintahan kita. Selain faktor-faktor metodologi,
yang dapat juga mempengaruhi keberhasilan
proses reformasi ini adalah keadaan politik, sosio-budaya, dan administrasi.
Dalam uraian selanjutnya akan dibahas secara singkat tentang aspek-aspek
metodologi dari penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan.
Tatanan Sistem Kesehatan sebagaimana telah dikemukakan di atas
merupakan kerangka dasar yang baik dalam upaya menata kembali Sistem Informasi
Kesehatan. Sepanjang proses penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan, model
Sistem Kesehatan itu akan digunakan sebagai acuan konseptual bagi setiap tahap
dari proses.
Jarang sekali proses penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan
merombak total Sistem Kesehatan di suatu daerah. Menurut pengalaman, proses
penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan secara komprehensif bahkan kerap
kali menjumpai kegagalan. Lebih baik, penataan kembali Sistem Informasi
Kesehatan itu difokuskan kepada aspek-aspek yang kurang berfungsi dalam Sistem
Kesehatan. Atau direncanakan dan diselenggarakan dalam kaitannya dengan proses
penataan kembali Sistem Kesehatan yang sedang berlangsung. Contohnya, reformasi
dalam sistem manajemen keuangan akan memerlukan pula reformasi terhadap Sistem
Informasi Kesehatan yang berfokus pada informasi keuangan. Sebelum dilakukan
proses penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan, diperlukan suatu evaluasi
yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan dari Sistem Informasi Kesehatan
yang ada. Selanjutnya, penataan kembali Sistem Informasi Kesehatan difokuskan
kepada bidang-bidang yang kurang berfungsi atau yang merupakan prioritas bagi
daerah yang bersangkutan.
Agar dapat dilakukan evaluasi yang sistematis terhadap Sistem
Informasi Kesehatan yang ada, kelima "subsistem" berikut dari Sistem
Informasi Kesehatan seyogianya diperhatikan:
1)
Surveilans Epidemiologi
untuk penyakit-penyakit menular tertentu, kondisi-kondisi lingkungan tertentu,
dan faktor-faktor risiko
2)
Pelaporan Rutin dari
pelayanan-pelayanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat, Puskesmas, dan Rumah
Sakit.
3)
Pelaporan Program Kesehatan Khusus
seperti pemberantasan tuberkulosis, pemberantasan malaria, kesehatan ibu dan
anak, dan kesehatan sekolah.
4)
Pelaporan Administratif
seperti pelaporan pembiayaan kesehatan (JPKM, dan lain-lain), pelaporan
pegawai/tenaga kesehatan, pelaporan obat dan logistik kesehatan, pelaporan
keuangan, pelaporan pendidikan dan pelatihan, pelaporan penelitian dan
pengembangan, dan dokumentasi kesehatan.
5)
Registrasi Vital untuk
kelahlran, kematian, dan perpindahan penduduk.
6)
Proses penataan kembali
Sistem Informasi Kesehatan agar terpadu dengan Sistem Kesehatan dapat diuraikan
ke dalam lima tahap sesuai dengan dua komponen utama dari Sistem Informasi
Kesehatan sebagaimana telah diuraikan di atas. Tiga tahap yang pertama
berkaitan dengan pengembangan proses pengelolaan informasi, yaitu:
1)
Mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan indikator.
2)
Menetapkan kebutuhan data,
sumber-sumber data dan membuat instrumen-instumen, serta menyelenggarakan
pengumpulan data.
3)
Merumuskan prosedur-prosedur
pengiriman dan pengolahan data, serta menyelenggarakan pengolahan, analisis
data, dan pengemasan informasi.
Sedangkan
dua tahap terakhir berkaitan dengan penataan struktur manajemen Sistem
Informasi Kesehatan untuk menjamin berlangsungnya proses pengelolaan informasi
kesehatan dan digunakannya informasi kesehatan tersebut, yaitu:
4)
Merencanakan sumber daya
bagi Sistem Informasi Kesehatan.
5)
Merumuskan dan menetapkan
peraturan-peraturan bagi manajemen Sistem Informasi Kesehatan.
Pendekatan semacam ini dimaksudkan untuk menyesuaikan atau
memadukan secara cermat setiap tahap penataan kembali Sistem Informasi
Kesehatan dengan Sistem Kesehatan yang ada. Dalam setiap "subsistem"
yang dipilih untuk ditata kembali harus tetap diingat bahwa ketersediaan
informasi dan jaminan digunakannya informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan merupakan tujuan utama. Ketersediaan dan jaminan penggunaan ini harus
ada di setiap tingkat administrasi (sejak tingkat terbawah sampai ke pusat) dan
bagi fungsi-fungsi manajemen yang sesuai (pasien/klien, unit kesehatan, dan sistem
kesehatan).
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar