ARTIKEL 4
DOMAIN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A.
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN DOKUMEN
Manajemen dokumen merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan
atau informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak lainnya. Adapun
manfaatnya adalah: sebagai bahan pengambilan keputusan, sebagai memori suatu
organisasi, sebagai referensi sejarah suatu organisasi, mengurangi resiko
teknis dan biaya, meningkatkan efisiensi dan proses kinerja organisasi, serta
meningkatkan proses pengendalian yang lebih baik.
Sistem informasi
manajemen dokumen atau bisa juga di sebut E-Office
Document (Dokumen Elektronik Kantor), atau bisa juga ditingkatkan
menjadi sistem informasi manajemen arsip yang terintegrasi dengan rak
penyimpanan kearsipan. Sistem ini dapat dijadikan solusi
terbaik membangun informasi dan manajemen dokumen dari permasalahan yang timbul
karena menumpuknya dokumen.
Sistem informasi manajemen dokumen yang akan dibahas adalah sistem
informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem aplikasi pengelolaan
dokumen hardcopy (dalam bentuk laporan paper based)
yang sudah diubah ke dalam format digital ataupun softcopy berupa
file tipe doc, ppt, xls, 3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam
software tertentu. Dokumen yang sudah diupload tersebut kemudian dapat diakses,
dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan oleh pengguna dokumen melalui
sistem ini.
Dengan penerapan sistem menajemen dokumen elektronik ini diharapkan
dapat:
1.
Terciptanya pengelolaan dokumen yang lebih baik
2.
Adanya penyimpanan salinan fisik file dokumen ke
dalam media elektronik
3.
Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung
dalam dokumen dari bahaya yang tidak diinginkan, seperti: kebakaran, banjir, kehilangan
dokumen, dll.
4.
Sebagai sarana untuk mempercepat proses pencarian
dokumen yang dilakukan secra elektronik
5.
Mempercepat penemuan fisik dokumen dengan
menentukan/memasukkan informasi lokasi penyimpanan dokumen (dapat dikembangkan
dengan menggunakan barcode)
6.
Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya karena
penggunaannya semakin jarang digunakan
7.
Sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan
pemanfatan dan pengelolaan dokumen dengan akses melalui internet
Karakteristik sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai
berikut:
1.
Capture. Capture merupakan hal penting bagi
catatan dan dokumen elektronik untuk pengarsipan, retrieval dan disrtibusi
sebagai solusi dokumen menajemen. Dokumen imaging dan platform management
menyediakan dasar scanning, batch proses dan import dokumen elektronik.
Kemajuan yang utama dalam teknologi scan emmbuat dokumen dikonversi secara
cepat, murah dan gampang. Proses scan yang baik akan meletakkan kertas menjadi
file komputer dengan mudah.
2.
Storage. Sistem penyimpanan dokumen
yang dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang dan relatif aman serta
penyimpanan dokumen yang mengakomodasi perubahan dokumen, volume yang bertambah
dan mempercepat teknologi.
3.
Index. Sistem index yang menciptakan
suatu sistem pengarsipan secara terorganisisr yang dapat ditampilkan kembali
secara efisien dan mudah. Suatu sistem index yang baik akan membuat prosedur yang
berjalan dan lebih efektif.
4.
Retrieval. Sistem perolehan kembali
menggunakan informasi dokumen yang mencakup teks, index dan gambar ke dalam sistem.
Suatu sistem perolehan kembali yang baik akan membuat pencarian dokumen dengan
sepat dan mudah.
5.
Access. Suatu sistem akses yang
baik akan membuat hak akses secara personal apakah berada di kantor atau dapat
melalui internet secara flesibilitas untuk mengendalikan akses sistem.
6.
Proses. Kerja sistem manajemen
dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan sendiri oleh pihak yang terkait.
Beberapa keuntungan dari sistem manajemen dokumen elektronik adalah
sebagai berikut:
1.
Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen yang
tinggi.
2.
Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan
sistem indeks, pencatatan tempat penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen
bayangan dalam bentuk CD-ROM.
3.
Mendukung pengelolaan dokumen. Dokumen elektronik
dapat juga mengelola dokumen dalam bentuk audio, video, maupun berbagai jenis
gambar seperti photo, poster, peta, dll.
4.
Tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini
terproteksi dengan adanya password, dan mempunyai salinan data (backup) yang
disimpan dalam lokasi atau media berbeda.
5.
Selain keuntungan di atas, sistem ini juga dapat
membantu agar penyimpanan dokumen disimpan dalam media CD-R, DVD, serta media
lainnya. Sangat baik untuk mengatur dokumen dalam jumlah besar dan dapat
memudahkan untuk malakukan indeks, penyimpanan, pencarian, penampilan di layar,
mencetak dan mengirimkan melalui email.
B.
SISTEM
INFORMASI REKAM MEDIS ELETRONIK
1.
Definisi
Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh
manajemen rumah sakit untuk pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit
(SIMRS) yang terintegrasi. Tujuan utama SIMRS adalah efisiensi dan kecepatan
pelayanan serta untuk pengambilan keputusan direksi, baik menyangkut keputusan
terhadap masalah logistik, administrasi dan keuangan. Kemajuan ini telah
melahirkan paradigma baru dalam manajemen informasi kesehatan termasuk
didalamnya manajemen rekam medis elektronik (digital) yang telah merubah pola
pikir dan pola tindak para praktisi profesi rekam medis, para ahli manajemen
informasi kesehatan, para praktisi hukum dan para arsiparis (profesi kearsipan).
Perubahan ini
juga telah diikuti dengan penyesuaian dalam peraturan perundang-undangan,
dimana Permenkes No. 749 a
tahun 1989 tentang rekam medis belum menyinggung mengenai rekam medis
elektronik sedangkan Permenkes tentang rekam medis yang baru yaitu Permenkes
No. 269 tahun 2008 telah terdapat aturan rekam medis elektronik. Dengan
demikian Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis ini menjadi dasar
hukum penerapan rekam medis elektronik di Indonesia.
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan,
pernyataan, maupun interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan
lain dalam rangka diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan
dalam bentuk penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem komputer.
“Electronic Medisal Record (EMR): an electronic sistem automate paper-base
medisal record”
“Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem
rekam medis yang menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas/berkas
rekam medis.”
Rekam medik elektronik merupakan catatan rekam
medik pasien seumur hidup pasien dalam
format elektronik tentang informasi
kesehatan seseorang yang
dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu
dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien.
Rekam meddik
eletronic bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama
yaitu nenyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang
efisien dan terpadu. (Potter & Perry, 2009).
Rekam medik kesehatan elektronik adalah kegiatan komputerisasi isi rekam
kesehatan dan proses elektronisasi yang berhubungan dengannya. Elektronisasi
ini menghasilkan sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna
dengan berbagai kemudahan fasilitas bagi kelengkapan dan keakuratan data,
memberi tanda waspada, sebagai peringatan, tanda sistem pendukung keputusan
klinik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu
lainnya.
Rekam Medis Elektronik bukanlah sistem informasi yang dapat dibeli dan
di-install seperti paket word – processing atau sistem informasi pembayaran dan
laboratorium yang secara langsung dapat dihubungkan dengan sistem informasi
lain dan alat yang sesuai dalam lingkungan tertentu. Rekam Medis Elektronik
merupakan sistem informasi yang memiliki framework lebih luas dan memenuhi satu
set fungsi, menurut Amatayakul Magret K dalam bukunya Electronic Health
Records: A Practical, Guide for Professionals and Organizations harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
·
Mengintegrasikan data dari berbagai sumber
(Integrated data from multiple source).
·
Mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture
data at the point of care).
·
Mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan
keputusan (Support caregiver decision making).
2. Hal- hal
Yang Dapat Disimpan Dalam Rekam Medik Elektronik:
a.
Teks (kode, narasi, report)
b.
Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan, hasil
foto rontgen digital)
c.
Suara (suara jantung, suara paru)
d.
Video (proses operasi)
3.
Maanfaat
Rekam Medis Eletronik
Manfaat
teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik adalah memudahkan pekerjaan dokter dan kebutuhan pasien dalam mendapatkan
layanan medis. Serta yang
paling tinggi adalah mengurangi medical error dan meningkatkan
keamanan pasien (patient safety). Salah satu peranan kecil teknologi
informasi dalam tindakan pencegahan medical error, yakni dengan
melakukan pengaturan rekam medis pada suatu sistem aplikasi manajemen rekam
medis. Dengan adanya sistem aplikasi manajemen rekam medis, maka medical
error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dapat
dikurangi karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan rekam medis
pasien yang telah ada. Berikut ini manfaat secara
umum Rekam Medis Eletronic:
a.
Penelusuran dan pengiriman informasi mudah
b.
Bisa dikaitkan dengan informasi diluar rumah sakit
c.
Penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkan
dengan epat sesuai kebutuhan
d.
Pelaporan lebih mudah dan secara otomatis
e.
Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
f.
Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak
pendukung keputusan.
g.
Lebih cepat dan efisien dalam memberikan pelayanan
kepada pasien
h.
Keamanan data pasien yang berada di rumah sakit
terjamin
i.
Tidak membutuhkan kertas , sehingga dapat menghemat
penggunaan kertas
j.
Dapat melakukan copy cadangan informasi yang dapat
diambil apabila terjadi kehilangan data yang asli.
k.
Dapat memproses data yang banyak dalam waktu yang
singkat.
l.
Dapat mengurangi medical error.
4.
Komponen
Rekam Medik Eletronik
Menurut
Johan Harlan, komponen fungsional RME, meliputi:
a.
Data pasien terintegrasi
b.
Dukungan keputusan klinik
c.
Pemasukan perintah klinikus
d.
Akses terhadap sumber pengetahuan
e.
Dukungan komunikasi terpadu
5.
Kriteria
Rekam Medis Eletronik
a.
Akses dapat di lihat dari berbagai tempat
b.
Tampilan data dapat dilihat dari berbagai
pendekatan
c.
Data entry lebih terstruktur
d.
Dilengkapi dengan sistem pendukung keputusan
e.
Mempermudah dalam analisis data
f.
Mendukung pertukaran data secara elektronik dan
pemanfaatan data secara bersama – sama ( data sharing )
g.
Dapat bersifat multimedia
6.
Sistem
Data Klinis Rekam Medik Eletronik
a.
Rekam
medis masing – masing pasien
Isi rekam medik individual
hendaknya mencerminkan sejarah perjalanan kondisi kesehatan pasien mulai dari
lahir sampai berlangsungnya interaksi mutakhir antara pasien dengan rumah
sakit. Pada umumnya struktur rekam medik individual ini terdiri dari daftar
masalah sekarang dan masa lalu serta catatan-catatan SOAP (Subjective,
Objective, Assessment, dan Plan) untuk masalah-masalah yang masih aktif.
b.
Rangkuman data klinis untuk konsumsi manajer rumah
sakit, pihak asuransi (data claim), kepala unit klinis, dan institusi terkailt
sebagai pelaporan. Suatu rangkuman data klinis yang penting misalnya mengandung
jumlah pasien rawat inap menurut cirri-ciri demografis, cara membayar,
diagnosis dan prosedur operatif.
c.
Registrasi penyakit
Misalnya kanker, merupakan sistem
informasi yang berbasis pada suatu komunitas atau wilayah administratif,
mencakup semua kejadian penyakit tertentu (misalnya segala jenis kanker) di
antara penduduk yang hidup d wilayah yang bersangkutan.
d.
Data Unit Spesifik
Suatu sistem informasi mungkin
diperlukan untuk mengelola unit tertentu di rumah sakit. Sebagai contoh, unit –
unit farmasi, laboratorium, radiology dan perawatan memerlukan data inventory
bahan-bahan habis pakai dan utilisasi jenis-jenis pelayanan untuk merencanakan
dan mengefisienkan penggunaan sumber daya.
e.
Sistem kepustakaan medik dan pendukung pengambilan
keputusan klinis
Untuk menunjang keberhasilan
pelayanan klinis kepada pasien diperlukan sistem untuk mengarahkan klinisi pada
masalah spesifik, merekomendasikan keputusan klinis berbasis pada probabilitas
kejadian tertentu.
f.
Paspor kesehatan (patient-carried records)
Rangkuman medik yang dibawa
pasien memungkinkan pelayanan kesehatan darurat di tempat-tempat yang jauh dari
rumahnya. Rekam medik ini mungkin dalam bentuk kertas, microfiche atau smartcard format. (Sabarguna, 2005).
7.
Kelebihan
dan kekurangan Rekam Medik Eletronik
Menurut Thede (2008) penerapan rekam medik elektronik mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya:
a.
Dapat meminimalkan human eror, karena rekam
medik elektronik dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik
b.
Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk
penunjang keputusan layanan kesehatan
c.
Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan
data sinyal biologis secara otomatis.
d.
Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data
pasien dan memperoleh saran untuk penanganan pasien
e.
Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat
langsung diperoleh (dalam bentuk siap olah) dari basis data rekam medik.
Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan
dimasukkan dalam rekam medik.
Sedangkan
menurut Sabarguna (2005) kelebihan rekam medik elektronik diantaranya:
a.
Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik,
sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik
b.
Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian
informasi akan lebih efektif
c.
Pembentukan database yang memungkinkan penelitian,
simulasi dan pendidikan tenaga medik maupun paramedik, berdasarkan data yang
nyata.
d.
Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan
sistem penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya
penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen utilisasi
menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-lain.
Adapun
menurut Thede (2008), kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik adalah:
a.
Membutuhkan investasi awal yang lebih besar
daripada rekam medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan
biaya penunjang
b.
Waktu yang harus disediakan oleh key person dan
perawat dalam mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan
waktu yang lama.
c.
Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik
elektronik memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan.
d.
Resiko kegagalan pada sistem computer.
e.
Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan
C.
SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)
1.
Definisi
Sistem Informasi Geografis adalah suatu
sistem untuk mendayagunakan dan menghasil gunakan pengolahan dan analisis data
spasial (keruangan) serta data non- spasial (tabular), dalam memperoleh
berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang
berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun kebijaksanaan. Berikut adalah
beberapa keuntungan penggunaan SIG (Hanafi. 2011).
Menurut Aronoff (1989),
SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data
bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai
hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Menurut Chrisman (1997),
SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia
(brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
2.
Sub
Sistem SIG
SIG dapat diuraikan
menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
a.
Data Input
Subsistem ini bertugas
untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai
sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab
dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh
perangkat SIG yang bersangkutan.
b.
Data Output
Sub-sistem ini bertugas
untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang
dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial)
baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
c.
Data Management
Sub-sistem ini
mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data
sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau
di-retrieve, diupdate, dan diedit.
d.
Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan
informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan
manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan
operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
3.
Komponen
SIG
Menurut
John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai
berikut :
a.
Orang yang menjalankan sistem meliputi
orang yang mengoperasikan, mengembangkan
bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam,
misalnya operator, analis, programmer, database
administrator bahkan stakeholder.
b.
Aplikasi merupakan prosedur yang
digunakan untuk mengolah data menjadi informasi.
Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c.
Data yang digunakan dalam SIG dapat
berupa data grafis dan data atribut.
1)
Data
posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang merupakan representasi fenomena
permukaan bumi/keruangan yang memiliki
referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari
interpretasi data-data tersebut.
2)
Data atribut/non-spasial, data yang
merepresentasikan aspek-aspek deskriptif
dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik
lainnya.
d.
Software adalah perangkat lunak SIG
berupa program aplikasi yang memiliki kemampuan
pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi,
ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e.
Hardware, perangkat keras yang
dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa perangkat
komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu
komponen yang sebenarnya tidak kalah penting yaitu
Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai
dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan SIG tersebut.
4.
Tugas
Utama SIG
Berdasarkan
desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan
data geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan
data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama
hanyalah digunakannya data digital. Adapun tugas
utama dalam SIG adalah sebagai berikut :
a.
Input Data,
sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam
bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas
atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara
otomatis menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan
peta,
proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan
kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan
pembuatan database. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digita tersebut dapat diterjemahkan ke dalam
SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan
berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c. Manipulasi
data,
data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau manipulasi
untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam
alat bantu untuk memanipulasi data yang
ada dan menghilangkan data-data yang tidak dibutuhkan.
d. Manajemen
file,
ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik
yang harus dilakukan adalah menggunakan database
management system (DBMS) untuk membantu menyimpan,
mengatur, dan mengelola
data
e. Analisis
query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan
query dan alat bantu untuk
menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk
melihat pola dan tren.
f. Memvisualisasikan
hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk
peta atau graf. Peta sangat efisien untuk menyimpan
dan mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan
peta dengan menambahkan laporan, tampilan
tiga dimensi, dan multimedia.
5. Jenis – Jenis Aplikasi SIG
Berikut ini adalah
beberapa contoh aplikasi GIS di berbagai bidang:
a. Pengelolaan
Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya
adalah penempatan pipa dan kabel
bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.
b. Sumber
Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan, perencanaan tataguna lahan, analisis
daerah bencana alam dan analisis dampak lingkungan.
c. Lingkungan
: pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan
pencemaran udara, dll.
d. Perencanaan
: pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi industri, pasar, pemukiman, dll.
e. Ekonomi
dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll.
f. Kependudukan
: penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum, dll.
g. Transportasi:
inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen
transit perencanaan rute, dll.
h. Telekomunikasi
: inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi
pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis
perluasan jaringan, dll.
i.
Militer : penyediaan data spasial untuk
rute perjalanan logistic, peralatan perang, dll
REFERENSI


Tidak ada komentar:
Posting Komentar